Manusinsomnia

Jam dinding menunjukkan pukul 22:00, dimana cowo berumur 18 tahun dan berprofesi sebagai tukang foto keliling yaitu Mahmud sedang terduduk rapi dan posisi mata melongo 180 derajat ke arah televisi. Tangan kanannya menekan tombol bulat kecil beribu kali tetapi Mahmud menyadari bahwa acara yang bisa ia nikmati hanya acara nyanyian tembang kuno dengan penyanyi yang bersewek batik, berambut bundar dan khasnya yaitu kamera entah disengaja atau enggak, menyetting hitam putih.



 Karena besok adalah hari Minggu, Mahmud sengaja mengadakan rencana insomnia bareng Mahmud, dan dia telah menelpon hampir 10 temannya untuk datang menginap di kost-kost an si Mahmud, tetapi mendengar tema Insomnia Bareng Mahmud, banyak dari temannya menjawab "Alamak gue ada kerja dadakan bro, lain kali ya", "Bokap gue ke bandung, gue jaga rumah", andai kalian ditelpon oleh Mahmud, gue yakin jawaban kalian "Emm, gimana ya, bokap gua kga kasih izin atau jlebnya gua kga mau nginep, pengen di rumah gue aja mud", kalo engga ada di list, ya improvisasi lah paling tidak.

Mahmud semakin menggalau ria dengan suara suara tikus dan tokek yang meramaikan acara IBM itu. Entah apa yang dipikirkannya, Mahmud lalu berbisik dalam benaknya, "laper, cabut ke indomaret ah", Mahmud pun jalan keluar komplek perumahannya di Jakarta barat, tampak jalanan sungguh sunyi dan senyap, tapi beberapa pemuda tertawa gak jelas dan duduk di pos ronda seraya menyaksikan acara tv memuakkan bagi Mahmud, yaitu Nyanyian Tembang.  Mahmud pun bergegas dan akhirnya kembali pulang dengan snack Ring,  Indomie Rendang dan Coca Cola nya. Dia pun kembali ke sofa tua nya dan menyalakan tv, sialnya acara TV sudah dirubung semut hitam putih sehingga Mahmud terpaksa menikmati snack di depan rumah, dengan menonton "reality television" yaitu komplek sepi dan tangisan bayi dari tetangga sebelah.


Epilog :
Begadang adalah hal menyenangkan, tetapi berhentilah begadang apabila acara TV anda sudah bersemut.

0 komentar: (+add yours?)

Posting Komentar