Einstein Gadungan

Menjadi pintar itu hal absurd yang diinginkan setiap manusia, kalo kita pintar, siapapun bakalan deket sama kita, entah itu kuntilanak, tuyul dan makhluk makhluk lainnya ( pas gue nulis ini, kalian jangan takut jadi pintar lho ya ). Tokoh yang setiap insan kenal mulai jaman kuno sampe jaman sekarang, yang juga disebut sebagai bapak Teori Realitivitas, Albert Einstein menjadi kiprah perkembangan ilmu pengetahuan modern, hebat bukan?.



Beda lagi sama yang satu ini, akrab disapa Joki, siswa SMP di Jogja yang menurut warga, sampe RT dan sanak dari RT yang gue yakin kalian juga pasti bingung, mengenal Joki sebagai anak yg cerdas banget, katanya sih gak ada yang nandingin ( oh yeah?). Setiap hari Joki memang tampak rajin dan khusyuk duduk di kursi rotan beranyaman khas melayu tua, menghadap meja tua dan diterangi lampu yang tua juga, diatas meja tergeletak sehelai lembar kertas putih yang biasa dipandang Joki sebagai kekuatan yang bikin dia dianggep Einstein muda. Suatu hari di sekolahnya, ada ulangan biologi dadakan dan sialnya, banyak teman Joki yang bingung dan rencana busuk ala anak sekolah mereka buat saling eye to eye atau bisikmembisik pun gagal total, karena guru yang njaga adalah guru yang terkenal sadis, membunuh 10 ayam tanpa membaca bismillah, wajar ya.

Bel kelontongan besi berbunyi, "kretek, kretek" menandakan waktu uji nyali, maksud gue waktu ujian dimulai. Tampak dari berbagai sudut, wajah Joki lebih berseri dan keliatan gak gugup kayak temen satu kelasnya, parahnya ada siswa yg bernama Bono, rela bengong demi 'aksi menggoblokan diri' di kamar mandi sampe jam ujian selesai dgn alasan ke kelasnya, gak enak badan ( gentong bisa sakit lho ), sungguh cerdas dan patut dicoba (bagi yang merasa gentong aja).Naskah soal yang miris, ada yg di kremes dicakar sampe dibuat lap ingus gara-gara galau, tapi Joki hanya tertawa kecil, lalu bola mata Joki terseret ke beberapa sudut, bibir tertutup, rambut diam dan tubuh pun diam, tapi anehnya bola mata Joki bergerak ke segala arah, pada awalnya gue berfikir sindrome mata juling atau kena kutukan, karena namanya ( di jakarta, Joki dilarang lho ). Ternyata setelah di zoom in, sudut yang jadi tembakan mata Joki adalah sudut yang didalamnya ada sobekan kertas jawaban dan catatan lengkap si Joki dari hasil dia khusyuk di kursi era '45 an.

Waktu ujian cuma 1 jam, Joki bisa selesai cuma nempuh 20 menit, sedangkan temannya ada yg berinisiatif untuk lebih baik tidur, karena tidur adalah ibadah dan sebagian ada yang lebih baik dikosongkan daripada menjadi siswa sok tau ( cerdas banget ternyata ). Setelah penilaian, Joki jadi superstar dan artist papan kelas, karena dia dapet nilai sempurna di ulangannya dan semua temannya tepuk tangan dengan ekspresi datar "hore, hore". Joki pun keceplosan memberi tahu rahasianya, awalnya Joki berfikir Jujur adalah kebaikan yang mulia, sehingga kedoknya terbuka dan temannya tersenyum lebar, padahal di urat otak mereka udah tertulis bumbu joki, ulekan pecel joki, parahnnya ada yg mikir sampe Nisan Joki sungguh miris.


Epilog :
Jujur di tengah kepaitan akan membawa kemanisan ( kaga ada urusan sama semut ), bohong ditengah kemanisan akan membawa kesialan ( semut merah dateng ).

0 komentar: (+add yours?)

Posting Komentar