8 Tahun Menunggu Di Sahara ( Part 2 )




Cinta yang kandas bukan berarti gue harus terpuruk dalam kesedihan yang mendalam, disitulah gue harus bangkit dan melupakan dia, walaupun menurut gue dan 1000 pembaca gue lainnya, move on itu susah.



Akhirnya waktu kelas 3 SD, gue pun pindah sekolah ke SDIT Ulil Albab, masih sama-sama di Batam, dan disini ternyata gue juga mendapatkan kisah yang sampe gue segede pelepah pisang gini, nggak bisa gue lupain.

Cowo itu nggak boleh nangis? cowo itu nggak boleh terpuruk? KAMPRET, menurut gue ini bukan kata yang harus di ikuti, dan gue bukan cowo yang menganut sistem C.S.K ( Cowo Sok Kuat ) karena gimanapun, cowo itu punya hati,cowo tulen bukan cowo homo ya. Dan cowo juga manusia yang bisa merasakan pedihnya kehidupan, tajamnya cinta dan kerasnya perjuangan untuk menjadi yang terbaik.

Krik.


Akhirnya gue bisa move on dalam waktu cepat, karena di Part 1 gue udah bilang kalo cinta gue waktu itu, adalah Cinta Tengu. Setelah beberapa bulan, gue ketemu sama temen-temen baru gue, dimana mereka semuanya adalah manusia aneh yang gue nggak tau di fikiran mereka ada apa, tapi yang pasti mereka lebih gila dan membuat hidup gue berwarna walaupun warnanya gelap ( seperti hitam dan abu-abu ) owh.

Selena ( nama samaran yang bikin salah satu pembaca gue boker di tempat ) adalah cewe yang berhasil menusuk hati gue dengan kedipan mata dia, senyuman dia, bahkan perlakuan dia ke gue bagaikan kisah cinta Sang Babu ( gue babunya, jleb. ).


Kisah cinta ini gue rasain beberapa bulan setelah kepindahan gue ke sekolah islam yang berkenang di hidup gue sampe sekarang. Ketika itu, gue yakin kalo cinta gue nggak bakalan kandas lagi, itu sangat mempengaruhi hidup gue banget ( gaya baca = fitri tropika ). Dan ternyata, ada satu cowo yang sempet jadi saingan gue, saingan terbesar gue, yang sekarnag udah jadi temen deket gue walaupun dia di Gontor, tapi kabarnya dia jadi populer di sana, namanya adalah Devan ( samaran lagi kok, cowo-cowo homo jangan klepek-klepek ya ). Devan ini adalah cowo yang atletis dan sixpack banget men ( gue NGGAK homo ), dan gue sempet menjadi ban karet ketika persaingan cinta anak SD ( Bukan cinta tengu, tapi cinta rayap ) terjadi.

Devan vs Gue ( bukan 'gue' loh nama gue ), dimana di dalam persaingan ini, ternyata gue bisa menang walaupun modal gue cuma muka rata tanah.


Orang jelek nggak selalu sial men!
To Be Continued..... ( Part III )
Coming Soon.
Stay Tune Yah :)

3 komentar: (+add yours?)

Sri Arief Wibawa Mukti mengatakan...

wahaha, Ulil Albab, kangen euy...

*
naufal faris mengatakan...

waha Thanks ya SAWM berkat LINK yg km buat di FB gw bisa ngakak minta ampun di blog ini yg punya siapa ya???ni blog???

*
cocoCHAN mengatakan...

wawww
rasanya ada yang meninspirasi..ni beneran apa boongan c ceritanya???

*

Posting Komentar