Badut Di Tengah Dekade Pembantaian

Sebut aja namanya, Joko. Anak SMP berlagak preman, memiliki postur tubuh sixpack ala gentong, dan rambut kribal yang di kepang, mirip banget sama kuda bertubuh galon. Dia adalah murid SMP yang jongkok di kelas 3 (  sebenernya mau gue tulis duduk, tapi biar sadis aja. ).



 Joko juga merupakan murid yang berprestasi walaupun tampang premannya minta digampar. Prestasi yang pernah dia raih selama 3 tahun berturut-turut adalah :

1. Duta Murid bermasalah 2008-2011
3. Memecahkan rekor skorsing sekolah 20 kali sepanjang sejarah pendidikan di Indonesia ( parah )
3. Berprestasi di ATAP ( Asosiasi Tawuran Antar Pelajar )

impas kan?


Dengan prestasi yang gemilang dan menciptakan keharuan dipoles kebencian di sekolahnya, Joko pun menganggap dirinya sebagai anak terseksi, terganteng dan termacho se-jagad ragunan. Dan tidak lupa, karena Joko kelas 3 SMP, dia punya kewajiban buat ngikutin UN sebelum dia bisa jadi siswa SMA yang bikin pembaca gue semakin khawatir, dan sebagian ada yang boker ditempat, pas baca cerita gue.

Krik.


Melewati dekade pembantaian, Joko ternyata rajin banget sama aktivitas belajarnya, setiap habis maghrib, dia ke warung langganan, disana dia belajar bagaimana cara merokok yang benar, dan macam-macam narkoba yang disahkan, bener-bener deh, bikin gue (sekaligus pembaca gue) naik tensi, dan yang boker tadi, gue cek semakin memboker aja, miris.

Hari pembantaian pun tiba ( alias UN ), Joko yang terlihat santai banget pun duduk di bangkunya, membuat kursinya setengah patah akibat energi dari kuda galon yang melebihi massa kursi ( K.G > K ). Akhirnya UAN dimulai, Joko yang waktu itu duduk di bangku paling belakang, menjadi sorotan utama para pengawas, bukan karena tampangnya yang jelek, tapi badannya yang....gue yakin kalian bisa ngebayangin, karena gue udah berbusa dari awal paragraf.

Setelah seminggu, dekade pembantaian menyatakan Joko sebagai murid paling bego di indonesia. Entah Joko nangis darah atau ngelakuin depression diet, bego teteplah bego.

Backsound: Joko ngehunt gue sebagai penulis kampret. Ampuuun Joook.






Epilog :
Kurus bodoh itu wajar, Gendut bodoh itu kurang ajar, Sixpack bodoh minta digampar.

0 komentar: (+add yours?)

Posting Komentar